Tugas Besar (Parkir Otomatis)

 



 1. Pendahuluan[kembali]

Parkir otomatis dan palang parkir merupakan inovasi yang membawa perubahan signifikan dalam manajemen parkir di perkotaan. Dengan peningkatan jumlah kendaraan setiap tahunnya, menemukan solusi yang efisien dan efektif untuk masalah parkir menjadi sangat penting. Parkir otomatis adalah sistem yang memungkinkan kendaraan diparkir tanpa intervensi manusia. Sistem ini menggunakan teknologi canggih untuk memindahkan kendaraan ke tempat parkir yang tersedia secara otomatis. Biasanya, parkir otomatis terdiri dari serangkaian lift, konveyor, dan robot yang bekerja bersama untuk mengangkut dan memarkir kendaraan di area parkir yang ditentukan. Keuntungan parkir otomatis meliputi efisiensi ruang (dapat mengakomodasi lebih banyak kendaraan dalam ruang yang lebih kecil), keamanan (mengurangi risiko pencurian dan vandalisme), kenyamanan (tidak perlu mencari tempat parkir kosong), dan dampak positif pada lingkungan (mengurangi emisi kendaraan). 

 2. Tujuan[kembali]

  1. Dapat memahami sistem rangkaian aplikasi parkir otomatis menggunakan sensor infrared, sensor touch, PIR sensor, magnetic sensor, sensor UV dan loadcell
  2. Mengaplikasikan rangkaian aplikasi parkir otomatis kedalam software proteus
  3. Untuk dapat mengetahui penggunaan aplikasi parkir otomatis
  4. Untuk dapat lebih memahami karakteristik parkir otomatis
  5. Untuk menyelesaikan tugas besar yang diberikan Bapak Dr. Darwison.

 3. Alat dan Bahan[kembali]

A. Alat 

  • Motor DC

        
        Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah.
  •  DC Volmeter


Sebuah voltmeter DC mengukur beda potensial antara dua titik dalam sebuah rangkaian DC kemudian dihubungkan paralel dengan sebuah sumber tegangan atau komponen rangkaian.


  • Logic State
 Gerbang Logika (Logic Gates) adalah sebuah entitas untuk melakukan pengolahan input-input yang berupa bilangan biner (hanya terdapat 2 kode bilangan biner yaitu, angka 1 dan 0) dengan menggunakan Teori Matematika Boolean sehingga dihasilkan sebuah sinyal output yang dapat digunakan untuk proses berikutnya.

Pinout


        


B. Bahan
  • Resistor

 Resistor merupakan komponen elektronika yang benrguna untuk menghambat aliran arus listrik sehingga tidak terjadi short circuit. mempunya resitstansi yang berbeda beda seaui kebutuhan.




   Spesifikasi :



  • Kapasitor



Kapasitor atau disebut juga dengan kondensator adalah komponen elektronika pasif yang dapat menyimpan energi atau muatan listrik dalam sementara waktu.

  • Dioda

Dioda memiliki fungsi sebagai penyearah arus listrik. Fungsi dioda atau diode adalah mampu mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus yang searah (DC). Dioda memiliki fungsi sebagai penyetabil tegangan.

Spesifikasi :



  • Transistor


Berfungsi sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. 
    Konfigurasi Common Base adalah konfigurasi yang kaki Basis-nya di-ground-kan dan digunakan bersama untuk INPUT maupun OUTPUT.  Pada Konfigurasi Common Base, sinyal INPUT dimasukan ke Emitor  dan sinyal OUTPUT-nya diambil dari Kolektor, sedangkan kaki Basis-nya di-ground-kan. Oleh karena itu, Common Base juga sering disebut dengan istilah “Grounded Base”. Konfigurasi Common Base ini menghasilkan Penguatan Tegangan antara sinyal INPUT dan sinyal OUTPUT namun tidak menghasilkan penguatan pada arus.
    
    konfigurasi Common Collector (CC) atau Kolektor Bersama memiliki sifat dan fungsi yang berlawan dengan Common Base (Basis Bersama). Kalau pada Common Base menghasilkan penguatan Tegangan tanpa memperkuat Arus, maka Common Collector ini memiliki fungsi yang dapat menghasilkan Penguatan  Arus namun tidak menghasilkan penguatan Tegangan. Pada Konfigurasi Common Collector, Input diumpankan ke Basis Transistor sedangkan Outputnya diperoleh dari Emitor Transistor sedangkan Kolektor-nya di-ground-kan dan digunakan bersama untuk INPUT maupun OUTPUT. Konfigurasi Kolektor bersama (Common Collector) ini sering disebut juga dengan Pengikut Emitor (Emitter Follower) karena tegangan sinyal Output pada Emitor hampir sama dengan tegangan Input Basis.

    Konfigurasi Common Emitter (CE) atau Emitor Bersama merupakan Konfigurasi Transistor yang paling sering digunakan, terutama pada penguat yang membutuhkan penguatan Tegangan dan Arus secara bersamaan. Hal ini dikarenakan Konfigurasi Transistor dengan Common Emitter ini menghasilkan penguatan Tegangan dan Arus antara sinyal Input dan sinyal Output. Common Emitter adalah konfigurasi Transistor dimana kaki Emitor Transistor di-ground-kan dan dipergunakan bersama untuk INPUT dan OUTPUT. Pada Konfigurasi Common Emitter ini, sinyal INPUT 
di    masukan ke Basis dan sinyal OUTPUT-nya diperoleh dari kaki Kolektor.
Spesifikasi:




  • Operational Amplifier
Operational Amplifier atau yang lebih sering disebut op amp merupakan suatu komponen elektronika analog yang berfungsi sebagai penguat atau amplifier multiguna yang diwujudkan dalam sebuah IC op-amp.

Karakteristik IC OpAmp

• Penguatan Tegangan Open-loop atau Av = ∞ (tak terhingga)
• Tegangan Offset Keluaran (Output Offset Voltage) atau Voo = 0 (nol)
• Impedansi Masukan (Input Impedance) atau Zin= ∞ (tak terhingga)
• Impedansi Output (Output Impedance ) atau Zout = 0 (nol)
• Lebar Pita (Bandwidth) atau BW = ∞ (tak terhingga)
• Karakteristik tidak berubah dengan suhu

 

Konfigurasi Pin:

Spesifikasi :

  • Baterai



Baterai adalah perangkat yang terdiri dari satu atau lebih sel elektrokimia dengan koneksi eksternal yang disediakan untuk memberi daya pada perangkat listrik seperti senter, ponsel, dan mobil listrik. Ketika baterai memasok daya listrik, terminal positifnya adalah katode dan terminal negatifnya adalah anoda.

Spesifikasi Baterai




  • Potensiometer



    Berfungsi untuk mengatur tegangan dengan menaikkan atau menurunkan resistansi.

 

  • Komponen Input
  1. Sensor PIR
    Sensor PIR (Passive Infra Red) adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah. Sensor PIR bersifat pasif, artinya sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah tetapi hanya menerima radiasi sinar infra merah dari luar.
     
    Konfigurasi Pin:
    Spesifikasi:

      2. Touch Sensor

Touchpad bekerja dengan cara mendeteksi sentuhan jari-jari manusia melalui sensor capacitance yang terletak pada permukaan dan memanjang membentuk sumbu vertikal dan horizontal. Touchpad tidak dapat mendeteksi sentuhan benda lainnya selain jari manusia karena posisi sentuhan ditentukan melalui kombinasi cara kerja antara sensor capacitance sumbu vertikal dan horizontal.

Konfigurasi pin :

Spesifikasi :
  • Tegangan kerja: 2v s/d 5.5v (optimal 3v)
  • Output high VOH: 0.8VCC (typical)
  • Output low VOL: 0.3VCC (max)
  • Arus Output Pin Sink (@ VCC 3V, VOL 0.6V): 8mA
  • Arus Output pin pull-up (@ VCC=3V, VOH=2.4V): 4mA
  • Waktu respon (low power mode): max 220ms
  • Waktu respon (touch mode): max 60ms
  • Ukuran: 24x24x7.2mm
Grafik Respon Sensor :

3. Sensor UV

Sensor UV adalah Sensor SELF Generating power,Ia Akan menghasilkan tegangan berdasarkan Cahya masukan.Digunaan untuk mendeteksi Jumlah cahaya yg ada,atau tingkat siang atau malam hari.

Spesifikasi:

·         Vin : DC 5V 9V.

·         Radius : 180 derajat.

·         Jarak deteksi : 5 7 meter.

·         Output : Digital TTL.

·         Dimensi : 3,2 cm x 2,4 cm x 2,3 cm.

·         Berat : 10 gr.


 
Grafik Respon Sensor :



Grafik Respon Sensor Ultraviolet
4. Sensor Infrared
Spesifikasi dari Sensor Infrared :
  • 5VDC Tegangan operasi
  • Pin I / O memenuhi standar 5V dan 3.3V
  • Rentang : Hingga 20cm
  • Rentang penginderaan yang dapat disesuaikan         
  • Sensor Cahaya Sekitar bawaan
  • Arus suplai 20mA
  • Lubang pemasangan

Konfigurasi Sensor Infrared  :

sensor infrared 


grafik hubungan tengangan dengan jarak pada sensor infrared:

                                    
5. Sensor Loadcell

Secara spesifik load cells atau disebut juga sebagai sensor beban merupakan sensor berat yang ketika diberi
beban (berat) pada inti besinya, otomatis akan mengalami perubahan nilai resistansi. Load cells terdiri dari
empat kabel, dengan dua kabel berfungsi sebagai eksistensi. Sedangkan, dua kabel sebagai sebagai sinyal
keluaran.
                
            Load Cell (indikator beban)/ Sensor berat
     


    Spesifikasi:

    • Weighting sensor:20 kg.
    • Rated output: 1.0 ± 0.15mV / V.
    • Nonlinear: 0.05% F.S.
    • Hysteresis: 0.03% F.S.
    • Repeatability: 0.03% F.S.
    • Creep: 0.1% F.S.
    • Temperature Effect on Output: 0.01% F.S /°C.
    • Zero temperature Effect: 0.05% F.S / °C.

    Grafik Respon Sensor :



    6. Sensor Magnetic



    Sensor Magnet atau disebut juga relai buluh, adalah alat yang akan terpengaruh medan magnet dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Seperti layaknya saklar dua kondisi (on/off) yang digerakkan oleh adanya medan magnet di sekitarnya. Biasanya sensor ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan bebas dari debu, kelembapan, asap ataupun uap. Implementasi dari alat ini seperti, Pengukuran medan magnet berbasis komputer terdiri dari sensor medan magnet UGN3503, Op-Amp LM358 dan ADC 0804

    Spesifikasi: 
    • Jenis reed: Normally Open
    • Tegangan kerja: 3.3-5v
    • Output: digital (0 dan 1)
    • Ukuran kecil: 3.2×1.4cm
    • Comparator: wide voltage LM393
    • Lobang baut: tersedia
    Grafik respon sensor :









    FOTO GRAFIK SENSOOR

    • Komponen Output

    1. Relay
    Relay merupakan komponen elektronika berupa saklar atau swirch elektrik yang dioperasikan secara listrik dan terdiri dari 2 bagian utama yaitu Elektromagnet (coil) dan mekanikal (seperangkat kontak Saklar/Switch). 

              Spesifikasi

            
                Konfigurasi pin




    2. Lampu 
    Light Emiting Diode (LED) adalah komponen yang dapat memancarkan cahaya.LED terbuat dari bahan semi konduktor yang merupakan keluarga dioda.

     
     

    Spesifikasi :



    Klasifikasi tegangan LED menurut warna yang dihasilkan 

    - Infra merah : 1,6 V.
    - Merah : 1,8 V – 2,1 V.
    - Oranye : 2,2 V.
    - Kuning : 2,4 V.
    - Hijau : 2,6 V.
    - Biru : 3,0 V – 3,5 V.
    - Putih : 3,0 – 3,6 V.
    - Ultraviolet : 3,5 V.


    3. Motor DC

    Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion)

               

                     Spesifikasi Motor DC



                     Konfigurasi motor DC:


    4. Buzzer 

    Buzzer Elektronika adalah sebuah komponen elektronika yang dapat menghasilkan getaran suara berupa gelombang bunyi. Buzzer elektronika akan menghasilkan getaran suara ketika diberikan sejumlah tegangan listrik dengan taraf tertentu sesuai dengan spesifikasi bentuk dan ukuran buzzer elektronika itu sendiri.

     4. Dasar Teori[kembali]

    1. Resistor 

    Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika. Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω). Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain nilai resistansinya (Ohm) resistor juga memiliki nilai yang lain seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan dengan resistor tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan suatu rangkaian elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan dalam kemasan resistor tersebut.

    Simbol Resistor Sebagai Berikut :


    Resistor dalam suatu teori dan penulisan formula yang berhubungan dengan resistor disimbolkan dengan huruf “R”. Kemudian pada desain skema elektronika resistor tetap disimbolkan dengan huruf “R”, resistor variabel disimbolkan dengan huruf “VR” dan untuk resistorjenis potensiometer ada yang disimbolkan dengan huruf “VR” dan “POT”.

    Kapasitas Daya Resistor

    Kapasitas daya pada resistor merupakan nilai daya maksimum yang mampu dilewatkan oleh resistor tersebut. Nilai kapasitas daya resistor ini dapat dikenali dari ukuran fisik resistor dan tulisan kapasitas daya dalamsatuan Watt untuk resistor dengan kemasan fisik besar. Menentukan kapasitas daya resistor ini penting dilakukan untuk menghindari resistor rusak karena terjadi kelebihan daya yang mengalir sehingga resistor terbakar dan sebagai bentuk efisiensi biaya dan tempat dalam pembuatan rangkaian elektronika.

    Nilai Toleransi Resistor

    Toleransi resistor merupakan perubahan nilai resistansi dari nilai yang tercantum pada badan resistor yang masih diperbolehkan dan dinyatakan resistor dalam kondisi baik. Toleransi resistor merupakan salah satu perubahan karakteristik resistor yang terjadi akibat operasional resistor tersebut. Nilai torleransi resistor ini ada beberapa macam yaitu resistor dengan toleransi kerusakan 1% (resistor 1%), resistor dengan toleransi kesalahan 2% (resistor2%), resistor dengan toleransi kesalahan 5% (resistor 5%) dan resistor dengan toleransi 10% (resistor 10%).

    Nilai toleransi resistor ini selalu dicantumkan di kemasan resistor dengan kode warna maupun kode huruf. Sebagai contoh resistor dengan toleransi 5% maka dituliskan dengan kode warna pada cincin ke 4 warna emas atau dengan kode huruf J pada resistor dengan fisik kemasan besar. Resistor yang banyak dijual dipasaran pada umumnya resistor 5% dan resistor 1%.

    Jenis-Jenis Resistor

    Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan untuk membuat resistor dibedakan menjadi resistor kawat, resistor arang dan resistor oksida logam atau resistor metal film.

    Resistor Kawat (Wirewound Resistor)

    1. Resistor kawat atau wirewound resistor merupakan resistor yang dibuat dengan bahat kawat yang dililitkan. Sehingga nilai resistansiresistor ditentukan dari panjangnya kawat yang dililitkan. Resistor jenis ini pada umumnya dibuat dengan kapasitas daya yang besar.


    Resistor Arang (Carbon Resistor)

    1. Resistor arang atau resistor karbon merupakan resistor yang dibuat dengan bahan utama batang arang atau karbon. Resistor karbon ini merupakan resistor yang banyak digunakan dan banyak diperjual belikan. Dipasaran resistor jenis ini dapat kita jumpai dengan kapasitas daya 1/16 Watt, 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt, 2 Watt dan 3 Watt.


    Resistor Oksida Logam (Metal Film Resistor)

    1. Resistor oksida logam atau lebih dikenal dengan nama resistor metal film merupakan resistor yang dibuah dengan bahan utama oksida logam yang memiliki karakteristik lebih baik. Resistor metal film ini dapat ditemui dengan nilai tolerasni 1% dan 2%. Bentuk fisik resistor metal film ini mirip denganresistor kabon hanya beda warna dan jumlah cicin warna yang digunakan dalam penilaian resistor tersebut. Sama seperti resistorkarbon, resistor metal film ini juga diproduksi dalam beberapa kapasitas daya yaitu 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt. Resistor metal film ini banyak digunakan untuk keperluan pengukuran, perangkat industri dan perangkat militer.

    Kemudian berdasarkan nilai resistansinya resistor dibedakan menjadi 2 jenis yaitu resistor tetap (Fixed Resistor) dan resistor tidak tetap (Variable Resistor)

    Resistor Tetap(Fixed Resistor)

    1. Resistor tetap merupakan resistor yang nilai resistansinya tidap dapat diubah atau tetap. Resistor jenis ini biasa digunakan dalam rangkaian elektronika sebagai pembatas arus dalam suatu rangkaian elektronika. Resistor tetap dapat kita temui dalam beberpa jenis, seperti :
    • Metal Film Resistor
    • Metal Oxide Resistor
    • Carbon Film Resistor
    • Ceramic Encased Wirewound
    • Economy Wirewound
    • Zero Ohm Jumper Wire
    • S I P Resistor Network


    Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)

    1. Resistor tidak tetap atau variable resistor terdiridari 2 tipe yaitu :
    • Pontensiometer, tipe variable resistor yang dapat diatur nilai resistansinya secara langsung karena telah dilengkapi dengan tuas kontrol. Potensiometer terdiri dari 2 jenis yaitu Potensiometer Linier dan Potensiometer Logaritmis
    • Trimer Potensiometer, yaitu tipe variable resistor yang membutuhkan alat bantu (obeng) dalam mengatur nilai resistansinya. Pada umumnya resistor jenis ini disebut dengan istilah “Trimer Potensiometer atau VR”
    • Thermistor, yaitu tipe resistor variable yangnilairesistansinya akan berubah mengikuti suhu disekitar resistor. Thermistor terdiri dari 2 jenis yaitu NTC dan PTC. Untuk lebih detilnya thermistor akan dibahas dalam artikel yang lain.
    • LDR (Light Depending Resistor), yaitu tipe resistor variabel yang nilai resistansinya akan berubah mengikuti cahaya yang diterima oleh LDR tersebut.

    Jenis-jenis resistor tetap dan variable diatas akan dibahas lebih detil dalam artikel yang lain.

    Menghitung Nilai Resistor

    Nilai resistor dapat diketahui dengan kode warna dan kode huruf pada resistor. Resistor dengan nilai resistansi ditentukan dengan kode warna dapat ditemukan pada resistor tetap dengan kapasitas daya rendah, sedangkan nilai resistor yang ditentukan dengan kode huruf dapat ditemui pada resistor tetap daaya besar dan resistor variable.

    Kode Warna Resistor

    Cicin warna yang terdapat pada resistor terdiri dari 4 ring 5 dan 6 ring warna. Dari cicin warna yang terdapat dari suatu resistor tersebut memiliki arti dan nilai dimana nilai resistansi resistor dengan kode warna yaitu :

    kode warna resistor,rumus resistor,warna resistor

    Resistor Dengan 4 Cincin Kode Warna

    1. Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 3 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warnake 4 menunjukan nilai toleransi resistor.


    Resistor Dengan 5 Cincin Kode Warna

    1. Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 4 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke 5 menunjukan nilai toleransi resistor.


    Resistor Dengan 6 Cincin Warna

    1. Resistor dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan resistor dengan 5 cincin warna dalam menentukan nilai resistansinya. Cincin ke 6 menentukan coefisien temperatur yaitu temperatur maksimum yang diijinkan untuk resistor tersebut.


    Kode Huruf Resistor

    Resistor dengan kode huruf dapat kita baca nilai resistansinya dengan mudah karenanilia resistansi dituliskan secara langsung. Pad umumnya resistor yang dituliskan dengan kode huruf memiliki urutan penulisan kapasitas daya, nilai resistansi dan toleransi resistor. Kode huruf digunakan untuk penulisan nilai resistansi dan toleransi resistor.


    Kode Huruf Untuk Nilai Resistansi :

    • R, berarti x1 (Ohm)
    • K, berarti x1000 (KOhm)
    • M, berarti x 1000000 (MOhm)

    Kode Huruf Untuk Nilai Toleransi :

    • F, untuk toleransi 1%
    • G, untuk toleransi 2%
    • J, untuk toleransi 5%
    • K, untuk toleransi 10%
    • M, untuk toleransi 20%

    Rumus Resistor:

        Resistor mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan persamaan Hukum OHM :


    Dimana V adalah tegangan,  I adalah kuat arus, dan R adalah Hambatan


    Mencari resistansi total dalam rangkaian dapat menggunakan :

    Seri : Rtotal = R1 + R2 + R3 + ….. + Rn

    Dimana :
    Rtotal = Total Nilai Resistor
    R1 = Resistor ke-1
    R2 = Resistor ke-2
    R3 = Resistor ke-3
    Rn = Resistor ke-n

    Paralel: 1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn

    Dimana :
    Rtotal = Total Nilai Resistor
    R1 = Resistor ke-1
    R2 = Resistor ke-2
    R3 = Resistor ke-3
    Rn = Resistor ke-n

    2. Dioda

        Dioda atau disebut juga sinyal dioda adalah komponen dasar semikonduktor aktif yang hanya bisa mengalirkan arus satu arah saja (forward bias) yaitu dari arah positip (Anoda) ke arah negatif (Katoda) namun memblok arus untuk arah sebaliknya. Dalam rangkaian elektronika dioda diibaratkan sebagai kran/katup listrik satu arah. Dioda memiliki dua elektroda yaitu elektroda positip (Anoda) dan elektroda negatif (Katoda). Secara umum dioda biasa dipakai untuk merubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC) atau disebut sebagai Rectifier.

        Dioda dibuat dari bahan semikonduktor seperti germanium (Ge), Silicon (Si) dan galium arsenide (GaAs), sifat listrik pada jenis material tersebut ialah menengah atau dengan kata lain tidak baik sebagai konduktor dan tidak baik juga sebagai insulator, sifat ini dinamakan semikonduktor.

        Material semikonduktor memiliki sangat sedikit "elektron bebas" karena molekul atomnya terkumpul bersama dalam bentuk pola kristal yang sering disebut "kisi kristal". Untuk meningkatkan daya hantar listrik pada material ini maka perlu dicampurkan "kotoran atom" pada struktur kristalnya sehingga menghasilkan lebih banyak elektron bebas dan lubang atom. Untuk menghasilkan sisi Negatif (katoda) pada dioda maka material semikonduktor biasanya dicampurkan kotoran atom dengan bahan seperti: Arsenik, Antimony atau Fosfor. dan untuk menghasilkan sisi positip (Anoda) dicampur dengan kotoran atom dari bahan Aluminium, Boron atau Galium. 

    JENIS DAN SIMBOL DIODA

    Seperti penjelasan diatas, Jenis dioda tergantung dari bahan material yang dipakai saat pembuatannya, dibawah ini adalah contoh gambar dan simbol dari jenis-jenis dioda:

    Jenis dan Simbol Dioda

        1. Dioda Silicon
        Terbuat dari bahan Germanium, memiliki drop tegangan maju (forward volt drop) 0,7V, pada rangkaian elektronika biasa dipakai sebagai penyearah (rectifier). Contoh dioda Germanium adalah: 1N4000 series dan 1N5000 series dll.

        2. Dioda Germanium
        Terbuat dari bahan Silicon, memiliki drop tegangan maju (forward volt drop) 0,3V. Biasa diaplikasikan sebagai dioda penyearah. contoh dioda silicon adalah: IN4148 atau 1N914 dll.

        3. Dioda Zener
        Terbuat dari bahan silikon, dioda zener atau sering disebut juga "breakdown diode" berfungsi sebagai pembatas tegangan pada rangkaian, atau dengan kata lain dioda zener adalah komponen regulator tegangan sederhana.  dioda zener memiliki rating tegangan antara 1 sampai ratusan volt dengan daya mulai dari 1/4w.

        4. Light Emitting Diode atau LED
        Adalah jenis dioda yang dapat mengeluarkan cahaya, LED yang banyak dipasaran berbentuk kubah bulat dan juga kotak persegi dengan variasi warna merah, kuning, hijau, biru atau putih. batas arus maksimum LED adalah 20mA. dan memiliki drop tegangan maju (forward volt drop) antara 1,2v sampai 3,6v tergantung dari jenis warna LED.

        5. Dioda Schottky
        disebut juga dioda power memiliki drop tegangan maju (forward bias) yang rendah, namun rating arus dan tegangannya tinggi. Biasa dipakai sebagai penyearah pada frekuensi tinggi, sering dipakai pada rangkaian pengisian battre, AC Rectifier dan Inverter.contoh untuk dioda schotky adalah 5819 atau 58xx dll.



    3. Transistor

    Transistor adalah sebuah komponen di dalam elektronika yang diciptakan dari bahan-bahan semikonduktor dan memiliki tiga buah kaki. Masing-masing kaki disebut sebagai basis, kolektor, dan emitor.

    1. Emitor (E) memiliki fungsi untuk menghasilkan elektron atau muatan negatif.

    2. Kolektor (C) berperan sebagai saluran bagi muatan negatif untuk keluar dari dalam transistor.

    3. Basis (B) berguna untuk mengatur arah gerak muatan negatif yang keluar dari transistor melalui kolektor.

    Berfungsi sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. 
    Selain itu, transistor biasanya juga dapat digunakan sebagai saklar dalam rangkaian elektronika. Jika ada arus yang cukup besar di kaki basis, transistor akan mencapai titik jenuh. Pada titik jenuh ini transistor mengalirkan arus secara maksimum dari kolektor ke emitor sehingga transistor seolah-olah short pada hubungan kolektor-emitor. Jika arus base sangat kecil maka kolektor dan emitor bagaikan saklar yang terbuka. Pada kondisi ini transistor dalam keadaan cut off sehingga tidak ada arus dari kolektor ke emitor. 

    Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, di mana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya. Kapasitor NPN memiliki simbol seperti gambar di bawah ini:

    Simbol Transistor NPN BC547



    Terdapat rumus rumus dalam mencari transistor seperti rumus di bawah ini:

    Rumus dari Transitor adalah :

    hFE = iC/iB

    dimana, iC = perubahan arus kolektor 

    iB = perubahan arus basis 

    hFE = arus yang dicapai


    Rumus dari Transitor adalah :

    Karakteristik Input

    Transistor adalah komponen aktif yang menggunakan aliran electron sebagai prinsip kerjanya didalam bahan. Sebuah transistor memiliki tiga daerah doped yaitu daerah emitter, daerah basis dan daerah disebut kolektor. Transistor ada dua jenis yaitu NPN dan PNP. Transistor memiliki dua sambungan: satu antara emitter dan basis, dan yang lain antara kolektor dan basis. Karena itu, sebuah transistor seperti dua buah dioda yang saling bertolak belakang yaitu dioda emitter-basis, atau disingkat dengan emitter dioda dan dioda kolektor-basis, atau disingkat dengan dioda kolektor.


    Bagian emitter-basis dari transistor merupakan dioda, maka apabila dioda emitter-basis dibias maju maka kita mengharapkan akan melihat grafik arus terhadap tegangan dioda biasa. Saat tegangan dioda emitter-basis lebih kecil dari potensial barriernya, maka arus basis (Ib) akan kecil. Ketika tegangan dioda melebihi potensial barriernya, arus basis (Ib) akan naik secara cepat.


     Pemberian bias 

            Ada beberapa macam rangkaian pemberian bias, yaitu: 

     1. Fixed bias yaitu, arus bias IB didapat dari VCC yang dihubungkan ke kaki B melewati tahanan R seperti gambar 58. Karakteristik Output.

     



    2.Self Bias adalah arus input didapatkan dari pemberian tegangan input VBB seperti gambar 60.


    3. Emitter-Stabilized Bias adalah rangkaian Fixed bias yang ditambahkan tahanan RE.
    Sehingga tahanan RE kalau dilihat dari input untuk mencari arus IB adalah sebesar (β+1)RE. 


    4. Voltage-divider Bias adalah arus bias didapatkan dari tegangan di R2 dari hubungan VCC seri dengan R1 dan R2 seperti gambar 61. Untuk mencari arus IB maka dilakukan perubahan rangkaian dengan memakai metoda thevenin sehingga menghasilkan rangkaian pengganti seperti gambar 62.



    Sebuah transistor memiliki empat daerah operasi yang berbeda yaitu daerah aktif, daerah saturasi, daerah cutoff, dan daerah breakdown. Jika transistor digunakan sebagai penguat, transistor bekerja pada daerah aktif. Jika transistor digunakan pada rangkaian digital, transistor biasanya beroperasi pada daerah saturasi dan cutoff. Daerah breakdown biasanya dihindari karena resiko transistor menjadi hancur terlalu besar.


    4. Op-amp LM741


        Penguat operasional atau yang dikenal sebagai Op-Amp merupakan suatu rangkaian terintegrasi atau IC yang memiliki fungsi sebagai penguat sinyal, dengan beberapa konfigurasi. Secara ideal Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang tak berhingga serta impedansi keluaran sama dengan nol. Dalam prakteknya, Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang besar serta impedansi keluaran yang kecil.

    Op-Amp memiliki beberapa karakteristik, di antaranya:
    a. Penguat tegangan tak berhingga (AV = ∼)
    b. Impedansi input tak berhingga (rin = ∼)
    c. Impedansi output nol (ro = 0) d. Bandwidth tak berhingga (BW = ∼)
    d. Tegangan offset nol pada tegangan input (Eo = 0 untuk Ein = 0)

    1.  Detektor Non Inverting 
     Rangkaian detektor non inverting dengan tegangan input Vi berupa gelombang segitiga dan tegangan referensi Vref > 0 Volt adalah seperti gambar 78.

    2. Non Inverting Amplifier 

     Rangkaian non inverting amplifier (tidak membalik) adalah seperti gambar 122, input dimasukkan ke kaki non inverting sehingga tegangan output yang dihasilkan sefasa dengan tegangan input. Untuk mencari turunan penguatan tegangan ACL maka rangkaian dimisalkan dahulu dengan input dc positif, seperti gambar 123.



    3.  Voltage Follower 
     Rangkaian voltage follower atau buffer dimana ACL = 1, adalah seperti pada gambar 129.

     Syarat op-amp ideal adalah Ed= 0 maka VO = Vi sehingga ACL= Vo/Vi=1

    4. Different Amplifier


    Rangkaian Diferential Amplifier adalah menghasilkan selisih


     
    dari dua input yang satu diinputkan ke kaki invertingdanyang satu lagi diinputkan ke kaki non inverting seperti terlihat pada gambar132 diatas.





    5. Relay

        Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.

    Simbol di proteus


    6. Ground

      Ground adalah titik yang dianggap sebagai titik kembalinya arus listrik arus searah atau titik kembalinya sinyal bolak-balik atau titik patokan (referensi) berbagai titik tegangan dan sinyal listrik di dalam rangkaian elektronika.

    Simbol di proteus



    7. Power Supply

        Catu daya merupakan suatu Rangkaian yang paling penting bagi sistem elektronika. Power supply atau catu daya adalah suatu alat atau perangkat elektronik yang berfungsi untuk merubah arus AC menjadi arus DC untuk memberi daya suatu perangkat keras lainnya. Sumber AC yaitu sumber tegangan bolak-balik, sedangkan sumber tegangan DC merupakan sumber tegangan searah. Power supply/unit catu daya secara efektif harus mengisolasi rangkaian internal  dari  jaringan  utama,  dan  biasanya  harus  dilengkapi  dengan pembatas  arus  otomatis  atau  pemutus  bila  terjadi  beban  lebih  atau hubung  singkat.  Bila  pada  saat  terjadinya  kesalahan  catu  daya, tegangan  keluaran DC meningkat  di  atas  suatu  nilai  aman maksimum untuk rangkaian internal, maka daya secara otomatis harus diputuskan.

    Simbol di proteus


    8. Motor DC


    Motor DC adalah motor listrik yang memerlukan suplai tegangan arus searah pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi gerak mekanik. Kumparan medan pada motor dc disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Motor arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang tidak langsung/directunidirectional.

    Motor DC adalah piranti elektronik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik berupa gerak rotasi. Pada motor DC terdapat jangkar dengan satu atau lebih kumparan terpisah. Tiap kumparan berujung pada cincin belah (komutator). Dengan adanya insulator antara komutator, cincin belah dapat berperan sebagai saklar kutub ganda (double pole, double throw switch). Motor DC bekerja berdasarkan prinsip gaya Lorentz, yang menyatakan ketika sebuah konduktor beraliran arus diletakkan dalam medan magnet, maka sebuah gaya (yang dikenal dengan gaya Lorentz) akan tercipta secara ortogonal diantara arah medan magnet dan arah aliran arus. Kecepatan putar motor DC (N) dirumuskan dengan Persamaan berikut.


    Simbol motor DC di proteus:

     


    8. Potensiometer


    Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai Resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan pemakainya. Potensiometer merupakan Keluarga Resistor yang tergolong dalam Kategori Variable Resistor. Secara struktur, Potensiometer terdiri dari 3 kaki Terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya. Gambar dibawah ini menunjukan Struktur Internal Potensiometer beserta bentuk dan Simbolnya.


    Struktur Potensiometer beserta Bentuk dan Simbolnya
    Pada dasarnya bagian-bagian penting dalam Komponen Potensiometer adalah :

    - Penyapu atau disebut juga dengan Wiper
    - Element Resistif
    - Terminal

    Jenis-jenis Potensiometer
    Berdasarkan bentuknya, Potensiometer dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :

    - Potensiometer Slider, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas sesuai dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk menggeser wiper-nya.
    - Potensiometer Rotary, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan yang melingkar. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk memutar wiper tersebut. Oleh karena itu, Potensiometer Rotary sering disebut juga dengan Thumbwheel Potentiometer.
    - Potensiometer Trimmer, yaitu Potensiometer yang bentuknya kecil dan harus menggunakan alat khusus seperti Obeng (screwdriver) untuk memutarnya. Potensiometer Trimmer ini biasanya dipasangkan di PCB dan jarang dilakukan pengaturannya.Jenis-jenis Potensiometer

    Prinsip Kerja (Cara Kerja) Potensiometer
    Sebuah Potensiometer (POT) terdiri dari sebuah elemen resistif yang membentuk jalur (track) dengan terminal di kedua ujungnya. Sedangkan terminal lainnya (biasanya berada di tengah) adalah Penyapu (Wiper) yang dipergunakan untuk menentukan pergerakan pada jalur elemen resistif (Resistive). Pergerakan Penyapu (Wiper) pada Jalur Elemen Resistif inilah yang mengatur naik-turunnya Nilai Resistansi sebuah Potensiometer.

    Elemen Resistif pada Potensiometer umumnya terbuat dari bahan campuran Metal (logam) dan Keramik ataupun Bahan Karbon (Carbon).

    Berdasarkan Track (jalur) elemen resistif-nya, Potensiometer dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu Potensiometer Linear (Linear Potentiometer) dan Potensiometer Logaritmik (Logarithmic Potentiometer).

    Fungsi-fungsi Potensiometer
    Dengan kemampuan yang dapat mengubah resistansi atau hambatan, Potensiometer sering digunakan dalam rangkaian atau peralatan Elektronika dengan fungsi-fungsi sebagai berikut :

    Sebagai pengatur Volume pada berbagai peralatan Audio/Video seperti Amplifier, Tape Mobil, DVD Player.
    Sebagai Pengatur Tegangan pada Rangkaian Power Supply
    Sebagai Pembagi Tegangan
    Aplikasi Switch TRIAC
    Digunakan sebagai Joystick pada Tranduser
    Sebagai Pengendali Level Sinyal



    9. Baterai 
        Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat Elektronik. Hampir semua perangkat elektronik yang portabel seperti Handphone, Laptop, Senter, ataupun Remote Control menggunakan Baterai sebagai sumber listriknya. Dengan adanya Baterai, kita tidak perlu menyambungkan kabel listrik untuk dapat mengaktifkan perangkat elektronik kita sehingga dapat dengan mudah dibawa kemana-mana. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita dapat menemui dua jenis Baterai yaitu Baterai yang hanya dapat dipakai sekali saja (Single Use) dan Baterai yang dapat di isi ulang (Rechargeable).


    9. Buzzer


    • A. Konfigurasi PIN Buzzer

      1

      Positif

      Diidentifikasi dengan simbol (+) atau kabel terminal yang lebih panjang. Dapat didukung oleh 12V DC 

      2

      Negatif

      Diidentifikasi oleh kabel terminal pendek. Biasanya terhubung ke ground sirkuit

    B. Spesifikasi Buzzer
    1. Rated Voltage : 12V 
    2. DC Operating Voltage : 4 to 8V 
    3. DC Rated Current* : ≤30mA 
    4. Sound Output at 10cm* : ≥85dB 
    5. Resonant Frequency : 2300 ±300Hz 
    6. Tone : Continuous 
    7. Operating Temperature : -25°C to +80°C 
    8. Storage Temperature : -30°C to +85°C
    9. Weight : 2g 
    *Value applying at rated voltage (DC)
    • SENSOR

    1) PIR Sensor

            Sensor PIR (Passive Infrared Receiver) adalah sebuah sensor yang biasa digunakan untuk mendeteksi keberadaan manusia. Sensor PIR adalah sebuah sensor yang menangkap pancaran sinyal inframerah yang dikeluarkan oleh tubuh manusia maupun hewan. Sensor PIR dapat merespon perubahan- perubahan pancaran sinyal inframerah yang dipancarkan oleh tubuh manusia.

    Sensor ini biasanya digunakan dalam perancangan detektor gerakan berbasis PIR. Karena semua benda memancarkan energi radiasi, sebuah gerakan akan terdeteksi ketika sumber infra merah dengan suhu tertentu (misal: manusia) melewati sumber infra merah yang lain dengan suhu yang berbeda (misal: dinding), maka sensor akan membandingkan pancaran infra merah yang diterima setiap satuan waktu, sehingga jika ada pergerakan maka akan terjadi perubahan pembacaan pada sensor.

    Sensor PIR terdiri dari beberapa bagian yaitu:

    a) Lensa Fresnel
    Lensa Fresnel pertama kali digunakan pada tahun 1980an. Digunakan sebagai lensa yang memfokuskan sinar pada lampu mercusuar. Penggunaan paling luas pada lensa Fresnel adalah pada lampu depan mobil, di mana mereka membiarkan berkas parallel secara kasar dari pemantul parabola dibentuk untuk memenuhi persyaratan pola sorotan utama. Namun kini, lensa Fresnel pada mobil telah ditiadakan diganti dengan lensa plain polikarbonat. Lensa Fresnel juga berguna dalam pembuatan film, tidak hanya karena kemampuannya untuk memfokuskan sinar terang, tetapi juga karena intensitas cahaya yang relative konstan diseluruh lebar berkas cahaya.

    b) IR Filter
    IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar infrared pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor. Sehingga Sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja.

    c) Pyroelectric Sensor
    Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32˚C, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga menyebabkan Pyroelectic sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate menghasilkan arus listrik. Mengapa bisa menghasilkan arus listrik? Karena pancaran sinar inframerah pasif ini membawa energi panas. Material pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik karena adanya energi panas yang dibawa oleh infrared pasif tersebut. Prosesnya hampir sama seperti arus listrik yang terbentuk ketika sinar matahari mengenai solar cell.

    d) Amplifier
    Sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus yang masuk pada material pyroelectric.

    e) Komparator
    Setelah dikuatkan oleh amplifier kemudian arus dibandingkan oleh komparator sehingga mengahasilkan output.

    Simulasi Gif kasar berikut menunjukkan bagaimana sensor PIR merespons manusia yang bergerak dan mengembangkan beberapa pulsa pendek dan tajam di seluruh output lead-nya untuk pemrosesan yang diperlukan atau memicu tahap relay yang dikonfigurasi dengan tepat

    Simbol PIR Sensor : 

    2). Load Cell (indikator beban)


    • Spesifikasi (Jenis standar poliester yang didukung)
      Rentang suhu                                        -300C hingga + 800C
      Panjang alat ukur                                  8 mm
      Lebar alat ukur                                     2 mm
      Faktor pengukur                                   2.1
      Panjang alas (tipe tunggal)                   13,0 mm
      Lebar alas (tipe tunggal)                       4,0 mm
      Diameter dasar (mawar)                       21,0 mm

      Spesifikasi (Miniatur jenis yang didukung poliimida)
      Kisaran suhu                                         -30 ° C hingga + 180 ° C
      Panjang pengukur                                 2mm_______ 5mm
      Lebar pengukur                                    1,6 mm_____ 1,8 mm
      Faktor pengukur                                   2.0 _________ 2.1
      Panjang dasar (tipe tunggal)                 6,0 mm_____ 9,0 mm
      Lebar alas (tipe tunggal)                       2,5 mm_____ 3,5 mm
      Diameter dasar (mawar)                       7,5 x 7,5 mm _12 x 12 mm




     
       

    Prinsip Kerja:
    Selama proses penimbangan akan mengakibatkan reaksi terhadap elemen logam pada load cell yang mengakibatkan gaya secara elastis. Gaya yang ditimbulkan oleh regangan ini dikonversi ke dalam sinyal elektrik oleh strain gauge (pengukur regangan) yang terpasang pada load cell.
    Prinsip kerja load cell berdasarkan rangkaian Jembatan Wheatstone:


    Lalu apa yang disebut strain gauge dan apa fungsinya?

    Strain gauge adalah sebuah konduktor yang diatur sedemikian rupa dengan pola zig-zag dan terdapat di permukaan membrane. Ketika terjadi peregangan membrane, otomatis resistansinya mengingkat. Strain gauge berfungsi sebagai sensor untuk mengukur berat benda atau barang dalam ukuran besar. Umumnya sensor strain gauge ini terdapat pada jembatan timbang atau timbangan truk (truck scale).

    Secara fisik strain gauge berupa grid metal foil cukup tipis yang melekat pada permukaan Load Cell. Akibat adanya beban di load cell maka terjadi strain lalu ditransmisikan ke foil grid. Tahanan dari foil grid ini mengalami perubahan dengan nilai sebanding strain induksi beban.

    Umumnya strain gauge memiliki sensor tipe metal foil dimana proses photoeching kemudian membentuk konfigurasi grid. Prosiesnya sendiri sangat sederhana sehingga bisa dibuat beragam ukuran gauge maupun bentuk grid. Gauge memiliki ukuran terpendek 0.20 mm dan 102 mm untuk ukuran terpanjang. Untuk tahanan standar 350 ohm namun ada juga gauge dengan tahanan 500 ohm - 10.000 ohm untuk kepentingan khusus.


    3). Touch Sensor


    Spesifikasi:
    > Konsumsi daya sangat sedikit
    > Tegangan: 2-5.5V DC (optimal 3v)
    > Dapat menggantikan fungsi tombol saklar
    > Dilengkapi 4 buah lubang baut M2
    > Ukuran: 24x24x7.2mm
    > Output high VOH: 0.8VCC (typical)
    > Output low VOL: 0.3VCC (max)
    > Arus Output Pin Sink (@ VCC 3V, VOL 0.6V): 8mA
    > Arus Output pin pull-up (@ VCC=3V, VOH=2.4V): 4mA
    > Waktu respon (low power mode): max 220ms
    > Waktu respon (touch mode): max 60ms


    Konfigurasi PIN :


    Sensor Sentuh

    (Gambar 15. Touch sensor)

    Touch Sensor atau Sensor Sentuh adalah sensor elektronik yang dapat mendeteksi sentuhan. Sensor Sentuh ini pada dasarnya beroperasi sebagai sakelar apabila disentuh, seperti sakelar pada lampu, layar sentuh ponsel dan lain sebagainya. Sensor Sentuh ini dikenal juga sebagai Sensor Taktil (Tactile Sensor). Seiring dengan perkembangan teknologi, sensor sentuh ini semakin banyak digunakan dan telah menggeser peranan sakelar mekanik pada perangkat-perangkat elektronik.

    JENIS-JENIS SENSOR SENTUH

    Berdasarkan fungsinya, Sensor Sentuh dapat dibedakan menjadi dua jenis utama yaitu Sensor Kapasitif dan Sensor Resistif. Sensor Kapasitif atau Capacitive Sensor bekerja dengan mengukur kapasitansi sedangkan sensor Resistif bekerja dengan mengukur tekanan yang diberikan pada permukaannya.


    (Gambar 16. jenis touch sensor)

    Sensor Kapasitif

    Sensor sentuh Kapasitif merupakan sensor sentuh yang sangat populer pada saat ini, hal ini dikarenakan Sensor Kapasitif lebih kuat, tahan lama dan mudah digunakan serta harga yang relatif lebih murah dari sensor resistif. Ponsel-ponsel pintar saat ini telah banyak yang menggunakan teknologi ini karena juga menghasilkan respon yang lebih akurat.

    Berbeda dengan Sensor Resistif yang menggunakan tekanan tertentu untuk merasakan perubahan pada permukaan layar, Sensor Kapasitif memanfaatkan sifat konduktif alami pada tubuh manusia untuk mendeteksi perubahan layar sentuhnya. Layar sentuh sensor kapasitif ini terbuat dari bahan konduktif (biasanya Indium Tin Oxide atau disingkat dengan ITO) yang dilapisi oleh kaca tipis dan hanya bisa disentuh oleh jari manusia atau stylus khusus ataupun sarung khusus yang memiliki sifat konduktif.

    Pada saat jari menyentuh layar, akan terjadi perubahaan medan listrik pada layar sentuh tersebut dan kemudian di respon oleh processor untuk membaca pergerakan jari tangan tersebut. Jadi perlu diperhatikan bahwa sentuhan kita tidak akan di respon oleh layar sensor kapasitif ini apabila kita menggunakan bahan-bahan non-konduktif sebagai perantara jari tangan dan layar sentuh tersebut.

    Sensor Resistif

    Tidak seperti sensor sentuh kapasitif, sensor sentuh resistif ini tidak tergantung pada sifat listrik yang terjadi pada konduktivitas pelat logam. Sensor Resistif bekerja dengan mengukur tekanan yang diberikan pada permukaannya. Karena tidak perlu mengukur perbedaan kapasitansi, sensor sentuh resistif ini dapat beroperasi pada bahan non-konduktif seperti pena, stylus atau jari di dalam sarung tangan.

    Sensor sentuh resistif terdiri dari dua lapisan konduktif yang dipisahkan oleh jarak atau celah yang sangat kecil. Dua lapisan konduktif (lapisan atas dan lapisan bawah) ini pada dasarnya terbuat dari sebuah film. Film-film umumnya dilapisi oleh Indium Tin Oxide yang merupakan konduktor listrik yang baik dan juga transparan (bening).

    Cara kerjanya hampir sama dengan sebuah sakelar, pada saat film lapisan atas mendapatkan tekanan tertentu baik dengan jari maupun stylus, maka film lapisan atas akan bersentuhan dengan film lapisan bawah sehingga menimbulkan aliran listrik pada titik koordinat tertentu layar tersebut dan memberikan signal ke prosesor untuk melakukan proses selanjutnya.

    4). Sensor Infrared
    1. Spesifikasi dari Sensor Infrared :
      ·         5VDC Tegangan operasi
      ·         Pin I / O memenuhi standar 5V dan 3.3V
      ·         Rentang: Hingga 20cm
      ·         Rentang penginderaan yang dapat disesuaikan·         
    2. Sensor Cahaya Sekitar bawaan
      ·         Arus suplai 20mA
      ·         Lubang pemasangan

      Konfigurasi Sensor Infrared  :

      sensor infrared 


      Detektor infra merah atau sensor inframerah jenis TSOP (TEMIC Semiconductors Optoelectronics Photomodules) adalah penerima inframerah yang telah dilengkapi filter frekuensi 30-56 kHz, sehingga penerima langsung mengubah frekuensi tersebut menjadi logika 0 dan 1. Jika detektor inframerah (TSOP) menerima frekuensi carrier tersebut, maka pin keluarannya akan berlogika 0. Sebaliknya, jika tidak menerima frekuensi carrier tersebut, maka keluaran detektor inframerah (TSOP) akan berlogika 1

      grafik hubungan tengangan dengan jarak pada sensor infrared

      SENSOR INFRARED FC-51

      Modul sensor infrared FC-51 merupakan sebuah sensor yang bekerja untuk mendeteksi adanya hambatan yang berada didepan modul sensor. Modul sensor infrared FC-51 ini memiliki dua bagian utama yang terdiri dari IR transmitter dan IR receiver. Fungsi dari IR transmitter adalah bagian yang bertugas untuk memancarkan radiasi inframerah kepada sebuah objek ataupun hambatan. Sedangkan IR receiver merupakan bagian yang berfungsi untuk mendeteksi radiasi yang telah dipantulkan oleh objek yang berasal dari IR transmitter. Pada bagian IR transmitter ini tampilannya sama seperti LED pada umumnya, akan tetapi radiasi yang dipancarkan tidak dapat terlihat oleh mata manusia.

      Bagian-bagian dari modul sensor infrared FC-5.

      Selain terdapat IR transmitter dan juga IR receiver, Pada modul sensor infrared ini juga terdapat beberapa bagian yang berupa potensiometer, IC LM393, LED Obstacle dan juga LED power.

      FITUR DAN SPESIFIKASI MODUL SENSOR INFRARED FC-51
      Fitur :
      -Ketika ada hambatan, lampu indikator hijau akan menyala
      -Output level adalah digital output signal (LOW ketika mendeteksi hambatan)
      -Jarak pendeteksian adalah 2 cm samapai dengan 30 cm
      -Sudut pendeteksian adalah 35°
      -Modul ini menggunakan komparator LM393
      -Rentang jarak deteksi yang dapat disesuaikan melalui potensiometer. Ketika potensiometer diputar searah jarum jam maka berfungsi untuk meningkatkan jarak deteksi, dan apabila berlaanan arah jarum jam maka berfungsi mengurangi jarak deteksi.

      Spesifikasi :
      -Tegangan kerja 3-5 V DC
      -Konsumsi arus pada 3,3V = 23 mA dan pada 5V = 43mA
      -Ukuran board 3.2 x 1,4cm
      -Lubang sekrup 3mm

      Sensor infra red

      Sensor Infrared adalah komponen elektronika yang dapat mendeteksi benda ketika cahaya infra merah terhalangi oleh benda. Sensor infared terdiri dari led infrared sebagai pemancar sedangkan pada bagian penerima biasanya terdapat foto transistor, fotodioda, atau inframerah modul yang berfungsi untuk menerima sinar inframerah yang dikirimkan oleh pemancar.

      Prinsip Kerja Sensor Infrared

      Gambar 1. Ilustrasi prinsip kerja sensor infrared

      Ketika pemancar IR memancarkan radiasi, ia mencapai objek dan beberapa radiasi memantulkan kembali ke penerima IR. Berdasarkan intensitas penerimaan oleh penerima IR, output dari sensor ditentukan.

      Gambar 2. Rangkaian dasar sensor infrared common emitter yang menggunakan led infrared dan fototransistor

      Prinsip kerja rangkaian sensor infrared berdasarkan pada gambar 2. Adalah ketika cahaya infra merah diterima oleh fototransistor maka basis fototransistor akan mengubah energi cahaya infra merah menjadi arus listrik sehingga basis akan berubah seperti saklar (swith closed) atau fototransistor akan aktif (low) secara sesaat seperti gambar 3:

      Gambar 3. Keadaan Basis Mendapat Cahaya Infra Merah dan Berubah Menjadi Saklar (Switch Close) Secara Sesaat

      Grafik Respon Sensor Infrared

      Gambar 4. Grafik respon sensor infrared
    5). Sensor UV


    Sensor cahaya ultraviolet adalah sensor cahaya yang hanya merespon perubahan intensitas cahaya ultraviolet yang mengenainya. Sensor ini menerima input dalam bentuk intensitas cahaya ultraviolet dan menghasilkan output dalam bentuk perubahan besaran listrik.

    Prinsip kerja sensor UV didasarkan pada radiasi sinar ultraviolet. Ketika sinar ultraviolet menyinari permukaan sensor, foton akan membangkitkan elektron, dan elektron ini akan diukur oleh sensor. Ada dua jenis sensor UV:

    1. Sensor UV Fotodioda : Beroperasi dengan mengukur kekuatan arus yang dihasilkan saat cahaya ultraviolet mengenai fotodioda, untuk menentukan intensitas radiasi UV.
    2. Sensor UV Fotosel : Beroperasi dengan mengukur perubahan resistansi yang disebabkan oleh sinar ultraviolet yang mengenai permukaan sensor, untuk menentukan intensitas radiasi UV.

    Prinsip pengukuran sensor UV (Ultraviolet) didasarkan pada karakteristik radiasi sinar ultraviolet. Sinar ultraviolet memiliki rentang panjang gelombang 100 hingga 400 nm dan merupakan gelombang elektromagnetik berenergi tinggi dan berdaya tembus tinggi. Radiasi UV berdampak signifikan pada kesehatan manusia, dan paparan radiasi UV dalam jangka panjang dapat menyebabkan penyakit seperti kanker kulit dan bintik matahari. Oleh karena itu, sensor UV banyak digunakan dalam pemantauan lingkungan, pengukuran dosis radiasi UV, sterilisasi UV, dan bidang lainnya.

    Spesifikasi:

    ·         Vin : DC 5V 9V.

    ·         Radius : 180 derajat.

    ·         Jarak deteksi : 5 7 meter.

    ·         Output : Digital TTL.

    ·         Dimensi : 3,2 cm x 2,4 cm x 2,3 cm.

    ·         Berat : 10 gr.


     

    6). Sensor Magnetic



    Sensor Magnet atau disebut juga relai buluh, adalah alat yang akan terpengaruh medan magnet dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Seperti layaknya saklar dua kondisi (on/off) yang digerakkan oleh adanya medan magnet di sekitarnya. Biasanya sensor ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan bebas dari debu, kelembapan, asap ataupun uap. Implementasi dari alat ini seperti, Pengukuran medan magnet berbasis komputer terdiri dari sensor medan magnet UGN3503, Op-Amp LM358 dan ADC 0804


    Prinsip kerja : Sensor magnetik terdiri dari chip dengan komponen magneto resistif untuk mendeteksi vektor magnetik dan magnet untuk bias vektor magnetik yang dapat dikenali oleh komponen magneto resistif.

    Chip yang digunakan dalam sensor dapat digunakan untuk mendeteksi perubahan dalam vektor magnetik. Vektor ini mengamati aktivitas benda magnetik saat resistansi listrik komponen magneto-resistif berubah.

    Bila bias vektor elektromagnetik terjadi karena magnet bekerja sama dengan badan magnet, maka akan terjadi gerakan di dalam chip sensor. Sensor dapat digunakan untuk mengaktifkan fungsi kompas di menu Navigasi.

    Bahan magnetik lunak berperan penting dalam berbagai macam sensor yang memantau sifat magnetik, arus listrik, perpindahan, dan gaya mekanis. Bahan magnetik lunak yang paling populer yang digunakan dalam produksi sensor magnetik meliputi kristal, nanokristal, dan senyawa magnetik lunak polimorfik seperti paduan nikel-besi dan nikel-kobalt.

    Spesifikasi: 
    • Jenis reed: Normally Open
    • Tegangan kerja: 3.3-5v
    • Output: digital (0 dan 1)
    • Ukuran kecil: 3.2×1.4cm
    • Comparator: wide voltage LM393
    • Lobang baut: tersedia
    Grafik respon sensor :


     5. Percobaan[kembali]

        a) Prosedur[kembali]

    • Langkah-langkah dalam membuat rangkaian ini, siapkan semua alat dan bahan serta komponen terkait dan aplikasi beserta library proteus.
    • Letakkan semua alat dan bahan sesuai dengan posisi dimana alat dan bahan terletak pada aplikasi proteus .
    • Tepatkan posisi letak nya dengan gambar rangkaian.
    • Selanjutnya, hubungkan semua alat dan bahan menjadi suatu rangkaian yang utuh yang mana kabelnya terhubung antar alat, bahan dan komponen. 
    • Lalu  running modelan rangkaian , jika tidak terjadi error, maka sensor akan berfungsi dan motor akan bergerak yang berarti rangkaian bekerja. Jika tidak, cek kembali kesalahan yang terjadi pada struktur rangkaian.

        b) Rangkaian simulasi dan Prinsip Kerja[kembali]



    1). Sensor Touch


    Pertama dari sensor touch, dimana ketika pengguna akan mengambil karcis, lalu  terdeteksi oleh sensor sehingga sensor menjadi aktif yang ditandai dengan logicstate nya yang bernilai 1, kemudian akan menghasilkan tegangan output sebesar 5 volt, dikarenakan op amp bertindak sebagai non inverting amplifier, maka tegangan output sama dengan hambata referensi dibagi hambatan masuk ditambah 1 dikali tegangan input atau Vout=((Rf/Rin) +1) vin jadi pada output tegangan pada op amp bernialai 21v, lalu tegangan mengalir ke melalui R10 lalu menuju ke kaki base transistor, tipe transistornya adalah fixed-bias. Karena tegangan di kaki base transistor telah cukup atau umumnya VBE besar dari 0,7 yaitu sebesar 0,94 maka transistornya menjadi aktif maka ada arus dari power suplay dengan tegangan 8v lalu menuju ke relay lalu ke kaki kolektor transistor menuju ke kaki emitor, dari kaki emitor menuju ke ground. Dikarenakan arus mengalir ke relay,maka jadi relay aktif dan menyebabkan switch bergeser hingga loop pada relay akan tertutup. Tertutupnya loop dari relay maka arus mengalir dari kutub positif baterai menuju motor sehingga motor tersebut bergerak kemudian buzzer berbunya dan akan dikeluarkannya karcis.

    2). Sensor Infrared dan PIR


    ketika pengemudi melewati pintu garasi ke arah luar, sensor infrared mendeteksi adanya orang yang keluar yang ditandai dengan logicstate yang bernilai 1, hal ini akan membuat adanya tegangan keluaran dari infra red sensor ini yang akan menjadi Vinput pada op amp. kemudian akan menghasilkan tegangan output sebesar 5 voltOp amp yang digunakan adalah differential amplifier, dimana Vo didapatkan dari: Vo non inv amp - Vo inv amp.  karena adanya tegangan output maka akan ada arus yang mengalir menuju kaki inverting dan arus yang melewati R4 menuju ke kaki basis dan mengalir ke emitter dan menuju groud. tipe transistornya adalah fixed-bias. Karena tegangan di kaki base transistor telah cukup atau umumnya VBE besar dari 0,7 yaitu sebesar 0,78 maka transistornya menjadi aktif maka ada arus dari power suplay dengan tegangan 5v lalu menuju ke relay lalu ke kaki kolektor transistor menuju ke kaki emitor, dari kaki emitor menuju ke ground. Dikarenakan arus mengalir ke relay,maka jadi relay aktif dan menyebabkan switch bergeser hingga loop pada relay akan tertutup. Tertutupnya loop dari relay maka arus mengalir dari kutub positif baterai menuju motor sehingga motor tersebut bergerak kemudian buzzer berbunyi dan pintu akan menutup

    ketika pengemudi melewati pintu garasi ke arah luar, sensor PIR juga akan mendeteksi adanya orang yang keluar yang ditandai dengan logicstate yang bernilai 1hal ini akan membuat adanya tegangan keluaran dari pir sensor ini yang akan menjadi Vinput pada op amp. Op amp yang digunakan adalah voltage follower (Acl=1) sehingga Vout=Vin. Karena adanya tegangan output, maka akan ada arus yang mengalir ke R1 lalu mengalir ke kaki basis, mengalir ke kaki emitter dan ke ground. kerena merupakan transistor dengan pembiasan emitter stablizied maka akan ada arus yang mengalir melalui power supply 6V, melewati tahanan R21, mengalir ke kaki basis, ke kaki emitter dan ke  ground. Ketika Vbe sudah berada diatas 0.7V, berarti transistor berada pada daerah aktif, dan karena ada arus pada kaki basis, maka akan ada arus kolektor yang mengalir melalui power supply 6V, melewati tahanan R2, melewati relay, mengalir ke kaki kolektor, ke kaki emitter dan ke ground. Ketika ada arus yang mengalir melalui relay yang berupa kumparan, maka akan muncul medan magnet yang akan menarik switch ke kiri dan membuat rangkaian di sebelah kanan terhubung.  Karena rangkaian terhubung, maka akan ada arus yang mengalir melalui baterai 12V dan mengalir melewati buzzer, sehingga buzzer akan berbunyi.

    3). Sensor Touch dan Sensor Loadcell



    ketika sensor touch mendeteksi adanya sentuhan, maka sensor akan aktif yang  ditandai dengan logicstate bernilai 1hal ini akan membuat adanya tegangan keluaran dari pir sensor ini yang akan menjadi Vinput pada op amp. Op amp yang digunakan adalah buffer non inverting sehingga Vout=Vin. Karena adanya tegangan output, maka akan ada arus yang mengalir ke R39 lalu arus lalu mengalir ke kaki basis, mengalir ke kaki emitter dan ke ground, tipe transistornya adalah fixed bias. Ketika Vbe sudah berada diatas 0.7V, berarti transistor berada pada daerah aktif, dan karena tipe fixed bias ada arus yang mengalir melewati tahanan R42 menuju kaki basis, melewati emitter lalu menuju ground dan ada arus arus yang mengalir melewati relay lalu menuju collector, ke kaki emitter dan ke ground. Ketika ada arus yang mengalir melalui relay yang berupa kumparan, maka akan muncul medan magnet yang akan menarik switch ke kiri dan membuat rangkaian di sebelah kanan terhubung.  Karena rangkaian terhubung, maka akan ada arus yang mengalir melalui baterai 12V dan mengalir melewati buzzer, sehingga buzzer akan berbunyi dan roda akan turut berputar.

    ketika loadcell mendeteksi adanya massa >26 maka sensor analog akan aktif dan mengeluarkan tegangan dari baterai sebesar 5v dimana potensiometer diatur sebesar 38% tegangan keluaran ini yang akan menjadi Vinput pada op amp. Op amp yang digunakan adalah detektor non inverting dengan Vref tidak nol, dimana Vo sama dengan +- saturasi, didapatkan dari: Vo=Aol(Vi-Vref). Karena adanya tegangan output, maka akan ada arus yang mengalir melalui tahanan R41 lalu mengalir ke kaki basis, mengalir ke kaki emitter dan ke ground. transistornya merupakan transistor dengan pembiasan self bias. Karena tegangan di kaki base transistor telah cukup atau umumnya VBE besar dari 0,7 yaitu sebesar 1,43 maka transistornya menjadi aktif maka ada arus dari power suplay dengan tegangan sebesar lalu menuju ke relay lalu ke kaki kolektor transistor menuju ke kaki emitor, dari kaki emitor menuju ke ground. Dikarenakan arus mengalir ke relay,maka jadi relay aktif dan menyebabkan switch bergeser hingga loop pada relay akan tertutup. Tertutupnya loop dari relay maka arus mengalir dari kutub positif baterai menuju motor sehingga arus akan melwati motor dan motor akan bergerak yang menujukkan sensor sudah merespon dan lantai akan mulai turun dengan arah putaran kiri. 

    4). Sensor Magnetic

    ketika sensor magnetic mendeteksi adanya medan magnet maka sensor akan aktif yang ditandai dengan logicstate yaang bernilai 1,  dan mengeluarkan tegangan dari baterai sebesar 5v dimana , arus kemudian mengalir melwati R19 dan terbagi menuju R22, lalu ground dan menuju basis, ke emitter dan ke groud. tipe transistor adalah self bias polar. Karena tegangan di kaki base transistor telah cukup atau umumnya VBE besar dari 0,7 yaitu sebesar 0,79  maka transistornya menjadi aktif maka ada arus dari power suplay dengan tegangan sebesar 5v lalu menuju ke relay lalu ke kaki kolektor transistor menuju ke kaki emitor, dari kaki emitor menuju ke ground. Dikarenakan arus mengalir ke relay,maka jadi relay aktif dan menyebabkan switch bergeser hingga loop pada relay akan tertutup. Tertutupnya loop dari relay maka arus mengalir dari kutub positif baterai menuju motor sehingga arus melwati lampu dan lampu akan menyala  menandakan garasi sedang bergerak ke atas dan buzzer akan berbunyi untuk memberi peringatan atan sinyal untuk tidak berdiri di atas garasi. 


    5). Sensor UV




    ketika sensor UV mendeteksi adanya sinar uv > 4,4 v dan potensiometer yang di atur menjadi 88% maka sensor akan aktif yang dimana tegangan keluaran ini yang akan menjadi Vinput pada op amp. Op amp yang digunakan adalah detektor non inverting dengan Vref tidak nol, dimana Vo sama dengan +- saturasi, didapatkan dari: Vo=Aol(Vi-Vref). Karena adanya tegangan output, maka akan ada arus yang mengalir melalui tahanan R14 lalu mengalir ke kaki basis, mengalir ke kaki emitter dan ke ground. kerena merupakan transistor dengan pembiasan fixed bias maka akan ada arus yang mengalir melalui power supply 5V, melewati tahanan R16, mengalir ke kaki basis, ke kaki emitter dan ke  ground. Ketika Vbe sudah berada diatas 0.7V, berarti transistor berada pada daerah aktif, dan karena ada arus pada kaki basis, maka akan ada arus kolektor yang mengalir melalui tegangan 5V,melewati relay, mengalir ke kaki kolektor, ke kaki emitter dan ke ground. Ketika ada arus yang mengalir melalui relay yang berupa kumparan, maka akan muncul medan magnet yang akan menarik switch ke kiri dan membuat rangkaian di sebelah kanan terhubung.  Karena rangkaian terhubung, maka akan ada arus yang mengalir melalui baterai 15 V,  serta melewati motor dan motor akan berputar yang akan membuka kaca.

        c) Video Simulasi [kembali]



     6. Download File[kembali]

    A. File Rangkaian 
    B. Library dan Datasheet
    C. Video Penjelasan










    Komentar

    Postingan populer dari blog ini

    Elektro